Kamis, 03 Oktober 2013

Keterampilan Dasar Mengajar

KETERAMPILAN MEMIMPIN DISKUSI
KELOMPOK KECIL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Diskusi kelompok kecil bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, meningkatkan sikap disiplin siswa, meningkatkan motivasi belajar, mengembangkan sikap saling membantu, serta meningkatkan pemahaman.
Seorang guru yang memiliki fungsi sebagai fasilitator, motivator serta evaluator dituntut berbagai keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar. Salah satunya adalah keterampilan untuk memimpin diskusi kelompok kecil. Hal ini sangat penting sebab  menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:80) ”keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan  sebagai berikut:
o   Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
o   Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
o   Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
o   Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat pendudukan sikap, nilai, kebiasaan dan keterampilan.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari diskusi kelompok kecil itu?
2.      Hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi kelompok kecil?
3.      Komponen apa sajakah yang diperlukan untuk membimbing diskusi kelompok kecil?
4.      Apa sajakah keuntungan dan kelemahan dari diskusi kelompok kecil?

1.3 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian/definisi diskusi kelompok kecil.
2.      Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi kelompok kecil.
3.      Mengetahui komponen keterampilan membimbing diskusikelompok kecil.
4.      Mengetahui keuntungan dan kelemahan dari diskusi kelompok kecil.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian diskusi kelompok kecil
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah”.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.       Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
b.      Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain. Contohnya si A mengemukakan pendapatnya, sedangkan yang lainnya mendengarkan dan menanggapinya.
c.       Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
d.      Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis,menuju suatu kesimpulan.
Jadi keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif dalam rangka mencapai indikator.
2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi kelompok kecil
A. Diskusi Hendaknya Berlangsung Dalam Iklim Terbuka
Hal ini ditandai oleh adanya kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal topik lebih jauh, keantusiasan berpartisipasi dan kesediaan menghargai pendapat orang lain serta terbinanya perasaan aman dan bebas berpendapat.
B. Kegiatan diskusi dapat berlangsung secara efektif jika didahului oleh perencanaan dan persiapan yang matang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.        Pemilihan topik sesuai dengan indikator khusus yang akan dicakup, minat dan kemampuan peserta didik serta bermakn.a bagi peningkatan kemampuan berpikirnya.
2.        Perumusan masalah hendaknya mengandung jawaban yang komplek atau jawaban bermacam-macam yang berbeda hanya tingkat kebenaran, sudut pandang dan arah peninjauannya.
3.        Penyiapan informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik agar peserta didik memiliki latar belakang pengetahuan yang sama yang dapat diIakukan dengan membaca artikel, melakukan observasi dan lain-lain.
4.        Penyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Dalam hal ini guru hendaknya selalu siap sebagai sumber informasi, motivator.Sehingga dapat memberiikan penjelasan yang diperlukan dan menyusun pertanyaan yang memotivasi peserta didik dan memahami kesulitannya.
5.        Penetapan besar kelompok peserta didik. Besar kecilnya kelompok mempunyai kekuatan dan kelemahan yang berbeda.Karena itu hendaknya dipertimbangkan pengalaman, kematangan dan keterampilan peserta didik, tingkat kekompakan, intensitas minat, latar belakang pengetahuan dan keterampilan guru memimpin diskusi.
6.        Pengaturan tempat duduk, agar diupayakan anggota kelompok dapat bertatap muka dan pemimpin diskusi berada dalam posisi yang memungkinkan dapat berhadapan dengan anggota.Sehingga terpupuk suasana kehangatan danpersahabatan antar peserta.

2.3  Komponen-Komponen Keterampilan Diskusi Kelompok Kecil
 Komponen-komponen keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil dapat dikemukakan sebagai berikut:
a.     Memusatkan Perhatian
Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu berusaha memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Ini berarti harus menjaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan diskusi tidak terarah atau tujuan diskusi tidak tercapai. Tidak tercapainya tujuan dapat disebabkan oleh penyimpangan topik atau terjadinya pembicaraan yang bertele-tele. Pemusatan perhatian ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:
·         Merumuskan tujuan awal pada diskusi serta mengenalkan masalah dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan yang menggugah rasa ingin tahu. Pertanyaan yang dimaksud hendaknya tidak terlampau luas, jelas, serta memungkinkan adanya alternative jawaban.
·         Menyatakan masalah masalah khusus dan mengungkapkannya kembali bila terjadi penyimpanga n-penyimpangan.
·         Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan dari tujuan diskusi atau masalah yang sedang dibahas. Apabila terjadi, guru segera mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didahului dengan komentar yang memaksa dan mengarahkan siswa sehingga diskusi kembali kearah yang diinginkan. Guru hendaknya berhati hati menunjuk dan menghentikan penyimpangan tersebut agar jangan sampai menyinggung perasaan siswa. Kontrol yang terlampau ketat dapat mematikan partisipasi.
·         Merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu, sebelum melanjutkan dengan masalah berikutnya. Ini penting agar kelompok menyadari hasil yang telah dicapai, target yang belum tercapai, serta apa yang dibicarakan berikutnya. Rangkuman dibuat dengan memanfaatkan gagasan siswa misalnya:
 * Mengakui gagasan siswa dengan jalan mengulang bagian penting yang diucapkan.
*  Memodifikasi gagasan siswa dengan cara menguraikan kembali.
*  Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan atau menuju langkah berikutnya   
*  Membandingkan gagasan siswa dengan yang diucapkan sebelumnya.
*  Menerangkan yang telah diuraikan siswa baik secara perorangan maupun kelompok.
b.      Memperjelas Masalah
 Penyampaian ide yang kurang jelas (sukar ditangkap oleh anggota kelompok) dapat menimbulkan kesalahpahaman hingga suasana dapat menjadi tegang. Untuk menghindari hal itu, guru harus menjelaskan penyampaian ide tersebut dengan cara sebagai berikut:
1)      Menguraikan kembali gagasan siswa yang kurang dimengerti hingga menjadi dimengerti oleh anggota kelompok.
2)  Meminta komentar peserta diskusi yang lain dengan mengajukan pertanyaan yang membantu memperjelas ide atau mengembangkan ide tersebut.
3)       Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan serta contoh  contoh yang   mudah dimengerti.
Dengan memperjelas ide, maka semua peserta diskusi mendapat gambaran yang sama tentang apa yang dikemukakan, dan juga membantu mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
c.        Menganalisis Pandangan Siswa
                         Dalam suatu diskusi sering terjadi perbedaan pendapat anggota kelompok. Agar perbedaan pendapat ini dapat membimbing kelompok untuk berpartisipasi secara konstruktif dan kreatif, guru diharapkan mampu menganalisa alasan perbedaan pendapat tersebut. Misalnya dapat dilakukan dengan cara:
  - Meneliti apakah alasan yang dikemukakan memang mempunyai dasar yang kuat.
   - Memperjelas hal-hal yang  disepakati dan  tidak disepakati.
d.      Meningkatkan Urunan Siswa
                         Diskusi dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat tercapai bila guru mampu meningkatkan urunan pikiran yang diberikan oleh siswa. Berbagai cara untuk meningkatkan urunan pikiran siswa diantaranya sebagai berikut: 
ü  Mengajukan pertanyaan pertanyaan kunci yang nenantang siswa untuk berpikir, karena pertanyaan tersebut merupakan tantangan bagi ide atau kepercayaan
ü  Memberikan contoh contoh baik verbal ataupun nonverbal yang sesuai pada  saat yang tepat misalnya dalam bentuk cerita, gambar, atau diagram.
ü  Menghangatkan suasana dgn mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat
ü  Memberikan waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu oleh komentar-  komentar guru..
e.      Menyebarkan Kesempatan Berpartisipasi
                         Dalam diskusi harus dihindari terjadinya monopoli pembicaraan, baik oleh siswa atau guru. Untuk menghindari monopoli pembicaraan, guru harus memiliki keterampilan untuk memberikan kesempatan yang lama bagi semua peserta diskusi. Penyebaran kesempatan berpartisipasi ini dapat dilakukan dengan cara:
o   Mencoba memancing atau mendorong siswa yang enggan atau malu mengeluarkan pendapat.
o    Mencegah terjadinya pembicaraan yang serentak dengan memberi giliran pada siswa yang pendiam terlebih dahulu.
o    Mencegah secara bijaksana siswa yang akan suka memonopoli pembicaraan.
f.        Menutup Diskusi
                         Keterampilan terakhir yang harus dikuasai guru adalah menutup diskusi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir kegiatan diskusi. mengorganisasikan hasil diskusi yang telah dipelajari menjadi satu kebulatan yang bermakna untuk memahami esensi pelajaran  itu. Menutup diskusi kelompok kecil dapat dilakukan dengan cara:
Ø  Membuat rangkuman diskusi para siswa. Rangkuman yang dibuat bersama akan menjadi lebih efektif, daripada dibuat sendiri oleh guru.
Ø  Memberikan gambaran tentang tindak lanjut hasil ataupun topik diskusi yang akan datang.
Ø   Mengajak para siswa menilai proses maupun hasil diskusi yang telah dicapai dengan cara observasi,wawancara, skala sikap, dan sebagainya.
Dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil guru hendaknya tidak  menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pengetahuan siswa. Guru juga diharapkan tidak mendominasi diskusi antara lain dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan menyediaka  jawaban yang terlalu banyak pula. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi juga tidak baik terhadap suksesnya diskusi.
Guru sebagai fasilitator hendaknya tidak membiarkan terjadinya penyimpangan penyimpangan yang tidak relevan. Misalnya tergesa-gesa meminta respon siswa atau mengisi waktu dengan berbicara terus sehinggga siswa tidak sempat berpikir, membiarkan siswa yang enggan untuk berpartisipasi, tidak memperjelas atau mendukung urunan pikiran siswa, atau gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

2.4  KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

a.       Kelebihan-kelebihan Diskusi Kelompok Kecil
1)        Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pikiran yang lebih kaya daripada yang dimiliki individu karena itu dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik.
2)        Anggota kelompok termotivasi oleh kehadiran anggota kelompok  lain. Anggota kelompok pemalu bebas mengemukakan pikirannya dalam kelompok kecil daripada dalam kelompok besar.
3)        Anggota kelompok merasa lebih terikat dalam melaksanakan keputusan  kelompok, karena terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
4)        Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun  terhadap orang lain dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi.

b.      Kelemahan-kelemahan Diskusi Kelompok Kecil
1)   Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa
2)   Dapat memboroskan waktu,terutama bila terjadi hal negative seperti pengarahan yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpangan yang tidak ditegur, atau penampilan yang kurang baik.
3)   Anggota- anggota yang kurang agresifsering tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya, hingga menyebabkan terjadinya frustasi dan penarikan diri.
4)   Adakalanya diskusi didominasi oleh oprang-orang tertentu saja.
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan keterampilan guru mengarahkan, Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok, antara lain :
Ø  Topik diskusi  yang tidak sesuai dengan minat siswa.
Ø  Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu banyak.
Ø  Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
Ø  Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
Ø  Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak penting.
Ø  Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan diskusi.
Ø  Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
Ø  Gagal menutup diskusi dengan efektif.





BAB III
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil adalah melaksanakan kegiatan membimbing peserta didik agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil secara efektif dalam rangka mencapai indikator.
Dalam memimpin diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan bagi semua siswa untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan pendapat.
Untuk itu, pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi. Selain itu  guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan. Persiapan itu meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator, perumusan masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan awal yang melatar belakangi topik diskusi, serta  penetapan besar anggota kelompok dan penataan tempat duduk.
Dalam memimpin diskusi kelompok kecil guru diharapkan menguasai komponen keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil. Komponen-koponen keterampilan itu antara lain adalah memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir pembelajaran.  Memperjelas  masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan menganalisis pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.
Metode diskusi kelompok kecil mempunyai kelebihan-kelebihan yang bermanfaat untuk proses pembelajaran.  Kelebihan metode diskusi kelompok kecil antara lain kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, termotivasi oleh kehadiran teman, mengurangi sifat pemalu, anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok, meningkatkan pemahaman diri anak, melatih siswa untuk berfikir kritis, melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya, melatih dan mengembangkan jiwa sosial pada diri siswa.
Metode diskusi kelompok kecil juga memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan itu antara lain adalah waktu belajar lebih panjang dan terkadang bisa terjadi pemborosan waktu, anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif, dominasi siswa tertentu dalam diskusi, tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap terhadap materi yang akan didiskusikan.
Untuk meminimalisasi kelemahan metode diskusi kelompok kecil, maka hendaknya guru menghindari berbagai hal. Hal hal tersebut adalah sebagai berikut. Topik diskusi  yang tidak sesuai dengan minat siswa, guru terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu banyak, guru membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok, Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan, guru terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak penting, guru tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan diskusi, tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa, gagal menutup diskusi dengan efektif.



DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi (hlm.1-4).Malang: Universitas Negeri Malang.
Lingga, Desmen. 2012. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil, (Online), http://kelompokgr.blogspot.com/, diakses 10 September 2013.
Cahyono, Didik. 2013. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil, (Online), http://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/keterampilan-membimbing-diskusi-kelompok-kecil/, diakses tanggal 20 September 2013.



1 komentar:

  1. Why The Bet365 Rules Don't Apply In Bet365?
    One of 바카라 사이트 the top reasons why online worrione gambling is so popular is because of its kadangpintar unique nature, the bet365 sportsbook, its special features,

    BalasHapus